Friday, May 7, 2010

Film Muslim Terbaik Di Dunia Saat Ini

haxims.blogspot.com
Sebuah film menarik berjudul ‘Le Grand Voyage” atau "Ar-Rihlatul Akbar" atau kalo dalam bahasa Indonesia "Perjalanan Agung". Dibintangi oleh Nicolas Cazale, Mohamed Majd dan Jacky Nercessian.

Film ini mengisahkan perjalanan seorang ayah bersama anak laki-lakinya (Reda) menuju Mekkah yang penuh makna kehidupan. Reda diminta menemani ayahnya untuk mengantar ke Mekkah menunaikan ibadah haji.

Namun sang ayah telah berniat melakukan perjalanan ini tidak menggunakan pesawat, melainkan menggunakan mobil. Jarak yang mereka tempuh kira-kira 5000 km antara Perancis - Mekkah.

Di tengah perjalanannya, Reda bertanya kepada ayahnya, “Kenapa Ayah tidak naik pesawat untuk naik haji? Lebih praktis. Si Ayah menjawab,”Saat air laut naik ke langit, rasa asinnya hilang dan murni kembali. Air laut menguap naik ke awan. Saat menguap, ia menjadi tawar.” Itulah sebabnya lebih baik naik haji berjalan kaki daripada naik kuda. Lebih baik naik kuda dari pada naik mobil. Lebih baik naik mobil daripada naik kapal laut. Lebih baik naik kapal laut daripada naik pesawat.

”Ketika Ayah kecil, almarhum kakekmu berangkat naik keledai. Ayah tak pernah melupakan hari itu. Kakekmu lelaki pemberani. Tiap hari Ayah naik ke atas bukit, disana Ayah bisa lihat cakrawala. Ayah ingin jadi orang pertama yang melihatnya kembali.”

Perjalanan Ayah dan anak sejauh 5000 km ini bukanlah tanpa halangan dan tantangan. Dari Perancis menuju Italia terus ke Slovenia, Kroasia, Yugoslavia, Bulgaria, Turki, Syria, Yordania, dan akhirnya sampai ke Arab Saudi. Perjalanan ini, selain memerlukan stamina yang tangguh, juga dipenuhi berbagai macam cobaan seperti konflik internal antara ayah dan anak, kehilangan uang di tengah perjalanan, tertimbun salju dan lain sebagainya.

Namun perjalanan sesungguhnya bukanlah perjalanan sang ayah yang menunaikan ibadah haji. Perjalanan sesungguhnya adalah perjalanan sang anak yang menemukan hakikat hidup selama menempuh perjalanan ini. Reda, si anak bukanlah pemuda yang spiritual dan tugas mengantar ayahnya ini semula karena terpaksa disebabkan oleh karena ayahnya tidak bisa menyetir sedangkan kakanya dicabut SIM-nya. Reda masih SMU dan punya pacar sehingga sepanjang perjalanan selalu teringat kekasihnya. Selain itu, Reda sangat egois dan suka kemewahan.

Karena perjalanan inilah, Reda mendapatkan perjalanan rohani yang maha dasyhat. Dari setiap konflik dengan ayahnya, halangan dan tantangan yang secara bersama mampu dihadapi hingga sampai ke tempat tujuan. Akhirnya Reda pun harus menghadapi kenyataan Ayahnya meninggal di tanah suci.

Sejak Usia 4 Tahun Disiksa

TANJUNG PURA-Namanya Ega Priliya. Usianya baru 8 tahun. Tapi sejak usia 4 tahun, bocah berwajah cantik ini kerap disiksa ayahnya, Edy Syahputra (42). Matanya ditinju. Tubuhnya dilibas bambu. Nasib serupa juga dialami kedua adiknya.

Ega Priliya tinggal bersama ayah dan dua adiknya di Jalan Masjid, Gg Pesantren, Tanjung Pura, Langkat. Penyiksaan itu sendiri sepertinya akan berakhir setelah Kamis (6/5) warga yang iba melaporkan ayah Ega ke polisi.

Ditemui di Polsek Tanjung Pura, sebelum diboyong ke rumah sakit, kondisi fisik Ega sangat babak belur. Kelopak sekeliling matanya, bengkak membiram. Tangan dan anggota tubuh lainnya menderita luka-luka. Semua itu ulah sang ayah yang menyiksanya tanpa ampun.

Diketahui, aksi keji itu terjadi selama kurun waktu 4 tahun. Dan semakin parah sejak 2 tahun terakhir, ibu Ega, Sangkot (40) menjadi TKI ke Malaysia. Kepergian Sangkot meraup ringgit, menyebabkan Ega jadi bulan-bulanan sang ayah. Parahnya lagi, bukan cuma Ega, tapi dua adiknya, Anggi (6) dan M Tezza (2) juga mengalami derita serupa, meski tak separah kakaknya.

Perbuatan ayah sadis itu baru terungkap Rabu (5/5) malam. Saat itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Langkat, menerima laporan via seluler dari salah seorang warga. Warga itu mengaku prihatin atas nasib yang menimpa Ega dan kedua adiknya. Usai menerima laporan tadi, malam itu juga Ketua KPAID Langkat Drs Ernis Sarfin Aldin terjun ke lokasi.

Drs Ernis yang didampingi Sekretaris Reza Fadli Lubis SH dan Pokja Advokasi KPAID, Yudi SH langsung mengungsikan Ega dan kedua adiknya ke Mapolsek Tanjung Pura. Hal itu guna untuk menghindari amukan Edy.

Setiba di Polsek Tj Pura dan melapor sementara, Ega langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Daerah Tanjung Pura untuk mengobati luka dan memar di sekujur tubuhnya. Agar tak terjadi hal yang tak diinginkan, Ega didampingi Kapolsek Tanjung Pura, AKP Marham SH.

Pengakuan Ega, memar di matanya akibat ditinju sang ayah. Luka di lengan akibat dipukul pakai bambu. Meski sebegitu sakitnya, Ega mengaku masih sangat menyayangi ayahnya. Hanya saja, sayang itu ternoda rasa takut.

“Ega sayang ayah. Tapi Ega takut sama ayah karena sering marah dan memukul Ega. Ega nggak mau pulang ke rumah lagi. Ega takut om,” ucapnya lirih sambil menangis tersedu, membuat semua yang mendengar ikut meneteskan air mata.

Anggi adik kedua Ega, juga ikut menceritakan kekejian yang sering mereka alami. Walau bahasa dan gaya bicaranya tidak begitu fasih namun dapat dimengerti, mereka selama ini menderita siksaan yang begitu berat.

“Kepala ayung (maksudnya Ega) diantuk ayah dengan kepala ayah, dan dipukuli,” ucap Anggi sambil menikmati jajanan yang ada di tanganya. Pengakuan kedua bocah ini dibenarkan oleh para tetangga dan keluarga korban, yang turut serta mengantar korban ke rumah sakit.(darwis)

sumber :http://posmetro-medan.com/index.php?open=view&newsid=17785   

Penderita Cacing Larva Ascaris


Larva ascaris sangat lah kecl dan dapat menembus kulit, namun biasanya ascaris ini masuk kedalam tubuh lewad makanan yang kotor.(makanya jangan makan makanan yang kotor. ascaris dapat bertelur sebnyak 100 ribu perhari. bayangkan saja kalau agan" memasukan satu saja cacing betina ini ke dalam tubuh dan bertelur
idihh ngeri deh,...

makanya jaga kebersihan yah,..jangan sampe kayak gini,..oh ya penderita dari indonesia juga ada lho, bulan april kemarin di operasi ditemukan dalam perut bocah cacing sebanyak 3kg beritanya dapat anda baca disini "Operasi Pengeluaran Cacing Sebanyak 3KG Dalam Usus Bocah"

DIAGNOSIS
Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.Hari ini i-dus.com bertemakan tentang"Penderita Cacing Larva Ascaris Keluar Cacing Dari Hidung Dan Mulut.
PENGOBATAN
Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat, mebendazol, albendazol, piperasin.
EPIDEMIOLOGI
Hari ini fathur-net bertemakan tentang Penderita Cacing Larva Ascaris Keluar Cacing Dari Hidung Dan Mulut Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides ini.

: http://fathur-net.blogspot.com/2010/05/penderita-cacing-larva-ascaris-keluar.html

Your Comment (Facebook or Yahoo)