Wednesday, January 19, 2011

Kort Ku Menunggumu - Rossa

Intro : Bb Am Dm Gm C

   F
Ku menunggu
                               Dm
Ku menunggu kau putus dengan kekasihmu
                                Gm
Tak akan ku ganggu kau dengan kekasihmu
                              C
Ku ‘kan selalu disini untuk menunggumu

   F                                    Dm
Cinta itu ku berharap kau kelak kan cintai aku
                             Gm
saat kau telah tak bersama kekasihmu
                             C
Ku lakukan semua agar kau cintaiku

[Reff]

  Bb          Am         Dm
Haruskah ku bilang cinta
Gm          Dm
Hati senang namun bimbang
Bb       C    Dm
Ada cemburu juga rindu
Gm                  C
dan aku tetap menunggu
   Bb         Am        Dm
haruskah ku bilang cinta
Gm          Dm
hati senang namun bimbang 
    Bb        C   Dm
dan kau sudah ada yang punya 
Gm       C     F
ku tetap menunggu

       F
Datang padaku
                               Dm
Ku tahu kelak kau kan datang kepadaku
                               Gm
Saat kau sadar betapa ku cintaimu
                               C
Ku akan selalu setia ‘tuk menunggumu

Intrelude : F C Dm Am Bb Am Gm C
Kembali Ke :  [Reff]
Interlude  : F C Dm Am Bb Am Gm C
Kembali Ke : [Reff]

Outro :

 F      Dm        Gm          C
(aku tetap menunggu) ku tetap menunggu
 F      Dm        Gm          C      F
(aku tetap menunggu) ku tetap menunggu


source: http://aditarea.blogspot.com/2011/01/chord-gitar-rossa-aku-menunggu.html

Wednesday, December 22, 2010

Ilmuwan RI, Tirulah Ilmuwan China !!!

Ilmuwan China membuktikan bisa sukses di nagaranya ketimbang bertahan di AS. Ini bisa jadi inspirasi bagi ilmuwan RI di luar negeri yang saat ini berkumpul di Jakarta.

Kehidupan imigran Sheng Huizhen termasuk sukses di Amerika Serikat (AS). Ia mendapat gelar PhD di bidang Biokimia, dan mendapat pekerjaan sebagai peneliti postdoctoral di National Institute of Health.

http://graphics8.nytimes.com/images/2006/05/14/business/15fraud_600x380.jpg


Ia mendapat green card atau kartu izin tinggal di AS. Kemudian ia membeli rumah di Maryland dan akhirnya mendapat posisi bergengsi sebagai staf ilmuwan. Namun, akhirnya ia kembali ke China.
Hukum federal AS melarang penggunaan uang publik untuk riset embrio manusia, dan hal ini mencegahnya melakukan apa yang diinginkanya. Pemerintah China menggodanya agar mau kembali ke China dengan uang sebesar US$ 875 ribu (Rp 7,9 miliar).
Uang tersebut untuk laboratorium baru tempatnya melakukan riset. “Karena perbedaan kultur dan latar agama, publik China lebih bersahabat mengenai riset embrio,” kata Sheng 55 tahun yang keluarganya tetap tinggal di AS.

Hal ini dilakukan pemerintah China guna mendorong batas-batas inovasi dan apa yang diterima dalam ilmu kedokteran. Ilmuwan China lain yang juga kembali ke negerinya adalah Jiang He, 50. Jiang merupakan peneliti National Heart, Lung, and Blood Institute.

Kini, mantan warga Potomac ini menjadi CEO Frontier Biotechnologies di pusat kota metropolitan Chongqing. Perusahaan ini mengembangkan produk anti-HIV. “Jika saya memulainya di AS, saya butuh waktu lama mencari pendanaan,” kata Jiang.
“Saya mungkin hanya akan mendapat beberapa ratus dolar dan hanya mampu mempekerjakan sepasang ilmuwan. Di China saya memiliki 30-40 pegawai”.[ito]

Inilah Ilmuwan yang Berjasa Mentransformasi China


http://graphics8.nytimes.com/images/2010/01/07/world/07scholar_337-span/articleLarge.jpg


Transformasi China terjadi di segala bidang. Hal tersebut terpicu para ilmuwan yang kembali setelah menuntut ilmu di Amerika Serikat (AS).


Banyak ilmuwan Negeri Panda menganggap bakat ilmiah dan lingkungan di AS merupakan terbaik di dunia. Di antara ilmuwan itu terdapat beberapa nama yang mentransformasi China.
Jian He, 50 tahun, merupakan peneliti di National Heart, Lung, and Blood National Institutes of Health (NIH) hingga 1999. Kini, mantan warga Potomac ini menjadi CEO Frontier Biotechnologies di pusat kota metropolitan Chingqing. Perusahaan ini mengembangkan produk anti-HIV.
Ni Jian, 44 tahun, merupakan peneliti tumor di NIH dan menjadi ilmuwan di Human Genome Sciences di Rockville. Kini, ia menjadi kepala Human Antibodomics, perusahaan di timur Suzhou yang mengembangkan antibodi untuk kanker.
Jin Lei, 54 tahun, berada di AS selama delapan tahun di NIH di North Carolina. Ia kembali ke China pada 2001 untuk melakukan penelitian pada katup jantung bioprosthetic. Kemudian, ia membangun Beijing Biren Medical Technology.
Masih banyak ilmuwan tirai bambu yang kembali ke negara asalnya untuk membangun China. Alasannya, tak bisa menolak tawaran yang ditawarkan negara itu. Yakni biaya hidup murah, akses mudah ke materi klinik, pendanaan pemerintah dan kolaborasi di segala bidang. [vin]

India Gagal Bujuk Ilmuwan Pulang Kampung

http://www.indiadaily.org/images/indian_scientist.jpg


Berbeda dengan China, India gagal menarik ilmuwannya yang belajar di luar negeri. Ilmuwan berpendidikan barat itu terlihat seperti orang India, namun berpikiran Amerika.
Ilmuwan dan dosen Institute Massachusetts Shiva Ayyadurai dan keluarganya hampir 40 lebih tinggal di Amerika Serikat (AS). Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk kembali ke India untuk membantu negaranya.
Pada Juni, Ayyadurai pindah dari Boston ke New Delhi guna menepati janjinya. Bermodal ijazah dari AS, ia terpancing program ambisius pemerintah untuk memikat para ilmuwan berbakat melalui program Desi Diaspora kembali ke tanah air.
”Tampak sempurna,” katanya. “Namun yang terjadi adalah kebalikannya,” tambahnya. Kini, Ayyadurai mengetahui penyebabnya, pendidikan bisnis baratnya jika dipertemukan dengan pemerintahan buram dan tak efisien India akan menemui ketidakcocokan. Karenanya, Ayyadurai kembali ke Boston.
Studi Harvard University Vivek Wadhwa dan akademisi lain menemukan 34% returnee sulit kembali ke India. Returnee mengeluhkan lalu lintas India, kurangnya infrastruktur, birokrasi dan polusi.
Bagi banyak returnee, kesempatan melakukan hal baik dibayangi budaya tempat kerja yang terasa asing, bahkan membuat frustasi. Terkadang, returnee merasa lebih cocok dengan sikap dan cara pandang orang Amerika atau Inggris. Bahkan, beberapa returnee tinggal beberapa bulan di India, kemudian kembali ke Barat.
Managing partner firma pencarian eksekutif global Spencer Stuart India, Anjali Bansal mengatakan returnee mengalami kesulitan karena mereka ‘terlihat seperti orang India namun berpikiran Amerika’. Orang berharap mereka mengetahui negara mereka karena penampilan mereka, namun mereka tak terbiasa dengan cara kerja di India.
”India cukup ambigu dan memiliki cara kerja yang kacau,” kata Bansal. “Saya sering mendengar mereka mengatakan ‘Ini sangat tak efisien dan tak profesional’”.[ito]


Source: Klikunik.com

BERENANG BISA MEMBUAT IQ ANAK TINGGI


Ajaklah si kecil berenang. Sekalipun masih bayi, tak masalah. Bahkan, bayi baru lahir pun tak akan tenggelam kalau dicemplungkan ke dalam air.
 
Hasil penelitian di Melbourne, Australia, menunjukkan, secara statistik IQ anak-anak yang diajarkan berenang sejak bayi lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan berenang atau diajarkan berenang setelah usia 5 tahun. 
 
http://www.deccanchronicle.com/files/12SWIM_0.jpg
 
Anak-anak tersebut diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu, pertumbuhan fisik, emosional, dan sosialnya pun lebih baik.

Penelitian lain menunjukkan, bayi lebih gampang diajarkan berenang ketimbang orang dewasa karena bayi tak pernah memiliki faktor X, semisal bahaya. Bukankah bayi belum mengerti bahaya? 

Lagi pula, bayi sangat menyukai air sehingga ia pun akan suka diajak berenang. Nah, hal ini membuatnya jadi lebih mudah belajar berenang.

Selain itu, bayi baru lahir hingga usia 3 bulan bisa langsung nyemplung ke dalam air tanpa takut tenggelam karena pada usia tersebut ia memiliki refleks melangkah yang banyak kegunaannya untuk berenang. 
 
http://media.picfor.me/001F021/Swimming-Baby-baby-swim-mmmmm-Kids-babe-twofit2quit69kullan%C4%B1c%C4%B1s%C4%B1n%C4%B1n-favorite-images-babies-kid-father_large.jpg
 
"Refleks melangkah merupakan salah satu refleks yang menyertai bayi seperti halnya refleks menggenggam dan refleks berjalan," jelas Dr Karel Staa dari RS Pondok Indah, yang juga mantan perenang pemegang rekor 200 meter gaya dada pada 1960-1962.

Jadi, bila kita meletakkan bayi usia di bawah 3 bulan di dalam air, secara otomatis ia akan menggerak-gerakkan kakinya menyerupai paddle dog sehingga tak tenggelam. Bisa dikatakan, pada usia di bawah 3 bulan bayi sudah bisa berenang dengan gaya primitif. Bukan berarti setelah usia tersebut bayi tak bisa berenang lagi, lho.

http://armcandyconfessions.files.wordpress.com/2010/07/swimming-babies-10.jpg
 
Kendati refleksnya sudah menghilang, ia tetap bisa melakukan gerakan berenang walaupun tak terorganisasi atau acak-acakan. Soalnya, dengan ada gaya gravitasi, ia merasa ditekan dari bawah air sehingga ia bisa mengambang. Ia pun jadi senang. Apalagi sejak di perut ibu, bayi sebenarnya juga sudah berenang dalam air ketuban selama 9 bulan.

Setelah lahir, kemampuannya berenang tinggal ditingkatkan saja. Bahkan, saking populernya berenang ini, di luar negeri sampai ada proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, lho. 

"Secara medis, hal ini tak akan menimbulkan masalah karena merupakan proses alami." Jadi, tak ada alasan lagi untuk ragu-ragu mengajak si kecil berenang."

Harus aman

Yang penting diperhatikan, ketika berenang, bayi harus merasa aman dan memang harus ada pengaman. Jadi, orangtua harus mendampinginya. "Jika orangtua sama-sama masuk ke dalam air dan sama-sama berenang dengan bayi, maka selain merasa aman, bayi pun bisa merasakan ada respons dari orangtua," tutur Karel. 

Di samping dengan orangtua mendampingi, juga bisa bermain dengan bayi sehingga ada interaksi antarmanusia. "Ini merupakan salah satu keunggulan berenang."
 
http://www.life-times.net/gallery/1/Swimming_Baby.jpg
 
Coba bandingkan kala bayi baru belajar duduk atau berjalan, apakah orangtua akan mendampingi dan melakukan gerakan yang sama terus-menerus dengan anak? Kan, enggak. "Nah, berenang lain. Mereka sama-sama masuk air, sama-sama berenang sehingga rasa enjoy-nya lebih. 

Ini akan berguna untuk perkembangan psikologis anak." Itulah mengapa, kedua orangtua sebaiknya ikut bersama bermain di dalam air. Tentunya, berenang juga berguna untuk pertumbuhan.

"Motoriknya berkembang lebih pesat ketimbang ia hanya bermain di lantai." Bukankah saat berenang semua otot bekerja? Nah, kalau di lantai, hanya otot-otot tertentu yang bekerja. 

Apalagi jika ibu memberikan baby walker sehingga bayi jadi terbiasa berjalan dengan alat itu. Akhirnya, gerakan-gerakan ototnya jadi terbatas karena hanya otot-otot tertentu yang bekerja.
 
sumber http://wahw33d.blogspot.com/2010/12/berenang-bisa-membuat-iq-anak-tinggi.html

Your Comment (Facebook or Yahoo)