Thursday, June 25, 2015

REDUNDANCY – “PEMBOROSAN! (naik ke atas, turun ke bawah)

Redundancy juga dikenal sebagai adj excessive; repetitious
Redundancy artinya kelebihan atau pemborosan. Sebuah kalimat dikatakan redudant (berlebihan) apabila ada kata atau kelompok kata tambahan yang tidak perlu dalam kalimat yang membuat kalimat tersebut tidak efektif, karena tanpa kata atau kelompok kata tambahan tersebut itu pun maksudnya tetap sama. Dengan kata lain, kalimat itu ngga efektif dan berlebihan.
Terkadang kita ngga sadar nglakuin pemborosan dalam menulis atau berucap, contohnya ‘naik ke atas’, ‘turun ke bawah’, ‘repeat again’, dan masih banyak contoh lainnya.
Berikut adalah kelompok kata Redundancy
  • Advance forward (maju ke depan)
Contoh penggunaan yang benar: The car advanced slowly in the rain.
  • Return back (mengembalikan kembali)
Contoh penggunaan yang benar: You should returned the book before Friday.
  • Sufficient enough (cukup)
Contoh penggunaan yang benar: He did not have sufficient time to finish his project.
  • Compete together (bersaing bersama)
Contoh penggunaan yang benar: We have to compete very tightly in this business.
  • Reason …. Because (alasannya … karena)
Contoh penggunaan yang benar: The reason is that we do not have much time to wait for her.
  • Join together (bergabung bersama)
Contoh penggunaan yang benar: Will you join our club?
  • Repeat again (mengulang lagi)
Contoh penggunaan yang benar: I want you to repeat what you have said.
  • New innovations (inovasi baru)
Contoh penggunaan yang benar: Teachers should have innovation in teaching.
  • Same identical (identik sama)
Contoh penggunaan yang benar: My mother wants skirts of the same size.
  • Two twins (kembar dua)
Contoh penggunaan yang benar: My uncle like the two children.
  • The time when (waktu ketika)
Contoh penggunaan yang benar: Everything isn’t only what it seemed so hold these words that you never told me. It’s time to say goodbye
The place where (tempat dimana)
Contoh penggunaan yang benar: So here we are now, in a place where the sun blended with the ocean thin.

Examples: 

• You must first do this before you go. (Incorrect) 
• You must do this before you go. (Correct) 

• The flight will arrive at 7 p.m. in the afternoon. (Incorrect) 
• The flight will arrive at 7 p.m. (Correct) 

• He carefully examined each and every letter. (Incorrect) 
• He carefully examined each letter. (Correct) 

• In my opinion, I think it is going to rain. (Incorrect) 
• I think it is going to rain. (Correct) 

• Frank was elected as Chairman unanimously by all members. (Incorrect) 
• Frank was elected as Chairman unanimously. (Correct) 

• I have a client of mine who insists on paying his fee in advance. (Incorrect) 
• I have a client who insists on paying his fee in advance. (Correct) 

• Have you read the latest biography of Indira Gandhi’s life? (Incorrect) 
• Have you read the latest biography of Indira Gandhi? (Correct) 

• The police restored the stolen purse back to the rightful owner. (Incorrect) 
• The police restored the stolen purse to the rightful owner. (Correct) 

• All other boys except Peter came for picnic. (Incorrect) 
• All boys except Peter came for picnic. (Correct) 

• I am looking for a job with a salary of at least US $2000 or more. (Incorrect) 
• I am looking for a job with a salary of at least US $2000. (Correct) 

• You must come promptly at 10 a.m. or else we will leave without you. (Incorrect) 
• You must come promptly at 10 a.m. or we will leave without you. (Correct) 

• The prices of Car companies have fallen down by 30% in the last one week. (Incorrect) 
• The prices of Car companies have fallen by 30% in the last one week. (Correct) 
Kalimat-kalimat berikut mengandung redundancy. Penjelasan pilihan kata yang salah diberikan setelah masing-masing kalimat agar Anda dapat memahaminya segera.
1.      The best way to learn English is to repeat the lesson again at home so that they won’t forget it easily. (Jawaban: again adalah redundancy karena kata repeat sudah mengandung arti “mengulang lagi”)

2.    You must translate the text in a careful mannerin order that the meaning of the text in the source language is not lost. (Jawaban: in a careful manner adalah redundancy. Seharusnya carefully bisa digunakan)

3.      The language that it is used internationallyshould be mastered before you participate in an international organization. (Jawaban: it adalah redundancy karena sudah diwakili oleh that sebagai subyek anak kalimat “that is used internationally”. Berarti kata “it” tidak diperlukan.)

4.      Buying or purchasing new cars on credit has become an unavoidable habit because leasing companies have tried to offer monthly low installment payment. (Jawaban: buying or purchasing adalah redundancy. Seharusnya “Buying new cars” atau Purchasing new cars”)

5.      Not wanting to be late for the seminar, I decided to leave early because there was not any certainty as to what time the seminar will start tomorrow. (Jawaban: there was not any certainty adalah redundancy. Seharusnya diganti dengan it wasn’t certain)

6.      Mr. Lutfi is an authority who knows a great deal about customs and traditions of Lampung tribes because he was born and brought up in a village that still uphold traditional values in Lampung. (Jawaban: who knows a great deal adalah redundancy dan harus dihilangkan karena authority sudah mengandung arti who knows a great deal)

Sources: 
https://dkharaditiandi.wordpress.com/2011/07/31/redundancy-pemborosan-hindari-ini/
http://english-mygrammar.blogspot.com/2012/10/redundancy-problems-in-english.html

Thursday, June 4, 2015

When do We Use Gerunds or To Infinitive ?

We use gerunds (verb + ing):
  • After certain verbs - I enjoy singing
  • After prepositions - I drank a cup of coffee before leaving
  • As the subject or object of a sentence - Swimming is good exercise

Here are some of the most common verbs that are usually followed by the gerund:
enjoyI enjoyed living in France
fancyI fancy seeing a film tonight
discussWe discussed going on holiday together
dislikeI dislike waiting for buses
finishWe've finished preparing for the meeting
mindI don't mind coming early
suggestHe suggested staying at the Grand Hotel
recommendThey recommended meeting earlier
keepHe kept working, although he felt ill
avoidShe avoided talking to her boss

We use 'to' + infinitive:
  • After certain verbs - We decided to leave
  • After many adjectives - It's difficult to get up early
  • To show purpose - I came to London to study English
We use the bare infinitive (the infinitive without 'to'):
  • After modal verbs - I can meet you at six o'clock
  • After 'let', 'make' and (sometimes) 'help' - The teacher let us leave early
  • After some verbs of perception (see, watch, hear, notice, feel, sense) - I watched her walk away
  • After expressions with 'why' - why go out the night before an exam?
And here are some common verbs followed by 'to' and the infinitive:
agreeShe agreed to give a presentation at the meeting
ask*I asked to leave early / I asked him to leave early
decideWe decided to go out for dinner
help*He helped to clean the kitchen / he helped his flatmate to clean the kitchen
planShe plans to buy a new flat next year
hopeI hope to pass the exam
learnThey are learning to sing
want*I want to come to the party / I want him to come to the party
would like*I would like to see her tonight / I would like you to see her tonight
promiseWe promised not to be late
*We can use an object before the infinitive with these verbs.
Source:
http://www.perfect-english-grammar.com/gerunds-and-infinitives-verbs-1.html

Friday, May 15, 2015

Benda Pusaka Riau yang Berjalan

Nilai-nilai budaya pada kurikulum pendidikan Riau sangat perlu ditanamkan agar generasi berikut kelak cinta, bangga dan memiliki keinginan untuk melestarikan budaya yang kita miliki. Sangat menarik bahwa "Riau Heritage" peduli dengan bagaimana pelestarian budaya lokal agar tetap diingat karena tidak bisa dipungkiri bahwa banyak generasi masa kini tidak terlalu peduli dengan bagaimana budaya Riau kelak, padahal budaya adalah identitas dari suatu masyarakat. Saya merasa bahwa dalam hal ini khususnya berkenaan dengan penanaman nilai-nilai budaya di Riau, masih dirasa memiliki dukungan yang belum signifikan dari pemerintah.

Background admin sendiri adalah sebagai pengajar bahasa. Ketika melihat kata benda, admin berfikir dalam konteks bahasa, bahwa Benda adalah segala yg ada di alam yg berwujud atau berjasad. Hal yang dibahas kali ini adalah benda yang memiliki kaitan erat dengan budaya yang merupakan ciri khas suatu daerah atau suatu tempat.

Dari pada membahas tentang budaya, atau benda pusaka yang merupakan hasil dari pada budaya, admin lebih tertarik berbicara tentang manusia yang akan membangun budaya dan manusia yang kelak akan menghilangkan budaya itu sendiri. Tahun 2012 lalu, ketika admin melakukan perjalanan ke jepang, masih terngiang difikiran admin tentang bagaimana budaya Jepang yang cukup kental melekat pada orang jepang itu sendiri. Admin yang waktu itu cukup kebingungan dengan lika liku sign di jepang, bertanya pada information desk yang tentunya bisa menjelaskan bagaimana rute daerah jepang dalam bahasa inggris. Ketika diakhir percakapan dan merasa puas dengan keterangan information desk, admin mengucapkan "Thank You". Respon yang admin dapatkan dari information desk tersebut adalah kata "arigatou gozaimaz" sambil membungkukkan badan. Mungkin ini hanya secuil nilai budaya yang ditunjukkan oleh information desk tersebut, tapi hal ini membuat admin berfikir, kenapa dia tidak menjawabnya dalam bahasa inggris saja, padahal dia bisa melakukannya. Inilah yang membuat admin berfikir bahwa orang jepang bangga akan budayanya. Mereka menjunjung tinggi budaya yang melekat pada mereka. Walaupun mereka tidak percaya terhadap budaya yang mereka lakukan, tetapi mereka tetap melakukannya. Itulah keunikan dari jepang yang bisa membangun karakter yang bangga akan budaya dan identitas negara mereka.

Rasa bangga terhadap budaya sendiri, tidak  tercipta dengan sendirinya. Hal tersebut didukung oleh banyak faktor. Faktor kepedulian masyarakat dan termasuk faktor dukungan pemerintah. Ketika kita menganggap bahwa budaya adalah suatu yang penting, hal ini akan menjadi hal yang penting, tapi ketika kita tidak mengganggapnya demikian, maka hal tersebut menjadi tidak penting. Lomba yang diadakan oleh Riau Heritage ini merupakan salah satu cara jalan untuk membuat orang riau peduli dan mencari tahu tentang budaya Riau dan segala hal yang berkaitan dengan Riau.

Adalah suatu kewajaran apabila anak muda sekarang lebih menyukai budaya barat dibandingkan dengan budaya kita sendiri. Di daerah kita sendiri, kita kalah saing dengan perkembangan budaya yang ada. Budaya barat bahkan telah mempengaruhi anak muda pada umumnya dengan berbagai macam industri budaya mereka seperti musik, olahraga, fastfood, mode pakaian, film-film barat dan bahasa. Untuk mengungguli mereka tentunya kita harus melakukan usaha yang lebih massive lagi dibandingkan mereka. Tak heran jika kita bisa banyak menemukan anak muda yang lebih bangga memakai kostum ala barat atau Yukata/Kimono dari jepang dibandingkan dengan kostum tradisional daerah Riau.

Keris Melayu Riau Luk 5 Gembol
Salah Satu Benda Pusaka Riau
Segala hal ini juga tidak lepas dari pada peranan media, yang membangun karakter penontonnya sehingga mereka bangga bahwa apa yang mereka kenakan atau konsumsi adalah benda familiar, yang orang lain bisa lihat dilayar mereka baik itu Televisi, Internet ataupun media portable lainnya. Sedangkan benda pusaka atau hal yang berkaitan dengan Riau pada saat ini, adalah benda yang tidak terlalu familiar dan jarang terlihat dan tampak. Jika hal ini terus berlanjut, maka budaya yang ada di Riau hanya akan tinggal nama. Tak heran jika di Singapura, yang notabene tanah melayu tapi budaya melayu di singapura, seperti ayam mati dalam di lumbung padi, karena tidak dipupuk tentang nilai-nilai budaya. Menyalahkan pemerintah, media atau orang lain memang bukanlah solusi. Semoga tulisan admin mendapat perhatian dari para pembaca, bukan hanya sebagai bagian dari lomba, tetapi juga sebagai pengingat bagi yang lain untuk tetap melestarikan budaya dan identitas kita. Ini merupakan tugas kita bersama sebagai Benda Pusaka Riau yang Berjalan untuk memotivasi pemerintah dan orang sekitar kita, agar budaya kita tetap ada dan terjaga sebagai identitas kita, budaya melayu Riau.


Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Blog : Bulan Pusaka Pekanbaru 2015



==============
Sumber:
1. http://kbbi.web.id/benda
2. http://pengundisetiasungairapat.blogspot.com/2012/11/ramai-warga-melayu-singapura-menitis.html
3. http://tinyurl.com/or8k2p4
4. http://tinyurl.com/p3wrswr

5. http://www.riauheritage.org/

Thursday, May 14, 2015

Admin Perusak Budaya Melayu, Benarkah?

Hari ini admin ditanyai dengan pertanyaan"Ahmad, asal kamu dari mana?". Bagi admin, jawaban ini cukup simple dan admin dengan santai menjawab "asal pekanbaru kak". Hanya saja pertanyaan yang dimaksud kakak tersebut dengan kata "asal", bukan menanyakan dari daerah mana admin berasal, tapi dari daerah mana orang tua admin berasal. 

Admin dengan santai menjawab bahwa admin orang pekanbaru, karena Pekanbaru lah tempat admin dilahirkan dan ditambah lagi dalam kehidupan sehari-hari admin hanya menggunakan bahasa Indonesia. Di dalam keluarga, admin tidak diajarkan untuk berbahasa daerah. Hal ini memang cukup berbeda dengan background keluarga seperti penyanya admin yang mungkin di dalam keluarganya memakai bahasa daerah.

Kejadian seperti ini bisa salah dan benar tergantung sudut pandang yang kita gunakan. Bagi kakak yang bertanya pada admin. Jawaban yang admin berikan jelas salah, karena kakak tersebut bangga dengan budayanya yang bersuku minang. Dan dia menasehati admin bahwa jangan malu mengatakan melayu jika ditanyai dari mana admin berasal. Dari sudut padang pengamat budaya, mungkin jawaban admin terkesan salah, karena memang admin tidak terlalu dibesarkan dengan pengaruh budaya yang kental di dalam keluarga.

Sebenarnya ini bukanlah pertama kali terjadi. Ketika admin kursus di LIA, salah seorang instruktur mengatakan bahwa admin adalah "pemusnah budaya", karena tidak terbiasa atau bahkan tak pernah berkomunikasi dengan menggunakan bahasa melayu. Admin menerima apa yang orang lain katakan tentang admin, karena memang begitulah adanya bahwa admin tidak menggunakan bahasa melayu untuk berkomunikasi.

Tapi, jika apa yang admin alami dilihat secara kontekstual dan secara menyeluruh tentang kehidupan admin dan keluarga, mungkin bagi orang yang menganggap jawaban admin sebagai suatu kesalahan, bisa merubah fikiran mereka tentang kesalahan dan kebenaran yang di-judge berdasarkan sudut pandang tertentu. 

Ayah dan Ibu admin merupakan orang yang menurut admin cukup sibuk. Kedua orang tua admin berkerja dari pagi bahkan malampun dihiasi dengan tugas yang menumpuk di ruangan mereka. Admin masih ingat bahwa ketika masih SD, seringkali kedua orang tua admin tidak bisa mengambil raport dan seringkali telat. Dan jam makan siang dan malampun berbeda, sulit ditemukan waktu dimana kami bisa makan bersama dalam suatu tempat dan ditambah lagi logat melayu daratan dan kepulauan yang cukup berbeda, membuat orang tua admin hanya memakai bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan anak-anaknya yang keren dan imut ini. :D Jadi menurut admin, cukup wajar apabila admin menggunakan bahasa Indonesia dan ditambah lagi, teman sepermainan admin juga menggunakan bahasa Indonesia. Jadi, admin memang sangat terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan bahasa lain.

Dalam suatu acara buka bersama di rumah, admin pernah dianggap kurang sopan bagi calon suami adik admin karena admin mulai makan ketika ayah admin belum memulai makan dan sedang melakukan sholat sunnah. Menurut sudut pandang admin, ini adalah hal yang biasa karena memang sehari-hari admin dan keluarga makan dengan tanpa didahului oleh ayah admin, tapi ini merupakan suatu ketidak sopanan dari sudut padang orang lain. Bagaimanapun sesuatu bisa salah dan benar tergantung dari cara kita melihat atau sudut pandang yang kita gunakan.

Dari pada dikategorikan sebagai Perusak Budaya, Admin lebih cocok disebut sebagai korban dari asimilasi kompleksitas budaya dengan pola kehidupan kota yang sekarang sedang mengarah kearah individualisme. 

Your Comment (Facebook or Yahoo)