PEKANBARU (RiauInfo) - Pembangunan Bandara Sultan Syarifr kasim II Pekanbaru akan segera dimulai dalam waktu dekat ini. Bahkan sudah dijadwalkan acara peletakan batu pertamanya akan dilakukajn pada Kamis (16/7) mendatang.
Acara peletakan batu pertama itu sendiri direncanakan dilakukan langsung Menteri Perhubungan dan disaksikan Gubernur Riau HM Rusli Zainal serta jajaran direksi PR Angkasa Pura. Peletakan batu pertama itu sebagai tanda dimulainya pembangunan bandara SSK II.
Pembangunan bandara yang nantinya berstandar internasional ini akan menelan dana sebesar Rp170 miliar yang seluruhnya ditanggung oleh PT Angkasa Pura. "Kami memerkirakan pembangunannya akan memakan waktu 16 bulan," ungkap Kepala Devisi Teknis Bandara SSK II, Abdul Rachman.
Dia menyebutkan, bandara ini dirancang akan mampu menampung sebanyak 3 juta orang pertahunnya. Sedangkan sekarang ini Bandara SSK II Pekanbaru hanya mampu menampung tidak lebih dari 16 ribu penumpang setiap tahunnya. "Padahal jumlah penumpangnya terus meningkat," ujarnya.
Dengan dibangunnya bandara ini, maka nantinya areal bandara akan bertambah luas lebih dari dua kali lipat dari sekarang. Jika sekarang ini luas arealnya hanya 7 ribu meter persegi, tapi nantinya akan menjadi 16 ribu meter persegi.(ad)
Kamis, 16 Juli 2009 10:19
Senilai Rp 168 M,
Menhub Resmikan Pengembangan Bandara SSK II Pekanbaru
Menhub Jusman Syafii Djamal meresmikan pengembangan Bandara SSK II Pekanbaru. Proyek senilai Rp 168 miliar tersebut ditargetkan tuntas September 2010.
Riauterkini-PEKANBARU- Proyek pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru resmi dimulai. Permulaan proyek yang menjadi tanggung jawab PT. Angkasa Pura II (Persero) tersebut ditandai dengan peresmian yang dilakuakn Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Kamis (16/7/09). Hadir juga dalam peresmian tersebut Gubernur Riau M Rusli Zainal, Dirut PT. Angkasa Pura II Edie Haryoto dan sejumlah pejabat penting lainnya.
Dalam pidato sambutannya, Dirut PT. Angksa Pura II Edie Haryoto mengungkapkan fakta, bahwa Bandara SSK II Pekanbaru merupakan bandara dengan tingkat kepadatan penumpang ketiga di Indonesia, setelah Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Polonia, Medan. Kondisi tersebut menyebabkan bandara di Pekanbaru tersebut sudah tidak layak dengan kondisi yang sekarang.
Dijelaskan Edie, saat ini luas Bandara SSK II hanya 6.713 meterpersegi. Nantinya dengan pengembangan yang diawali tahun ini, luas bandara akan menajdi 11.591 meterpersegi dengan kapasitas tampung 3 juta penumpang setahun.
Sementara itu, Menhub Jusman mengatakan, pengembangan Bandara SSK II tak lepas dari pesat pertumbuhan Provinsi Riau, yang ditandai dengan tingginya akan keberangkatan dan kedatangan penumpang di Bandara SSK II. Selain itu, Riau sebagai pintu gerbang dari negeri jiran, Malaysia dan Singapura, sudah selayaknya memiliki bandara dengan kualitas internasional. “Pak Gubernur sering mengatakan, bahwa jarak Riau dengan Singapura yang hanya tigapuluh menit, semestinya kondisi bandaranya tak jauh berbeda. Maka dengan pengembangan ini, harapan Pak Gubernur akan terwujud,” tukas Menhub.
Sebelumnya, Gubri dalam pidato sambutannya menguncapkan banyak terima kasih atas respon positif pemerintah pusat dengan melakukan pengembangan Bandara SSK II. “Kami yakin pengembangan bandara SSK II akan membawa dampak positif pada kemajuan Provinsi Riau,” ujar gubenrur.
Selanjutnya peresmian pengembangan Bandara SSK II ditandai dengan pemasangan batu pertama oleh Menhun dan Gubri serta Dirut PT. Angkasa Pura II (riauterkini.com)
Senilai Rp 168 M,
Menhub Resmikan Pengembangan Bandara SSK II Pekanbaru
Menhub Jusman Syafii Djamal meresmikan pengembangan Bandara SSK II Pekanbaru. Proyek senilai Rp 168 miliar tersebut ditargetkan tuntas September 2010.
Riauterkini-PEKANBARU- Proyek pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru resmi dimulai. Permulaan proyek yang menjadi tanggung jawab PT. Angkasa Pura II (Persero) tersebut ditandai dengan peresmian yang dilakuakn Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Kamis (16/7/09). Hadir juga dalam peresmian tersebut Gubernur Riau M Rusli Zainal, Dirut PT. Angkasa Pura II Edie Haryoto dan sejumlah pejabat penting lainnya.
Dalam pidato sambutannya, Dirut PT. Angksa Pura II Edie Haryoto mengungkapkan fakta, bahwa Bandara SSK II Pekanbaru merupakan bandara dengan tingkat kepadatan penumpang ketiga di Indonesia, setelah Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Polonia, Medan. Kondisi tersebut menyebabkan bandara di Pekanbaru tersebut sudah tidak layak dengan kondisi yang sekarang.
Dijelaskan Edie, saat ini luas Bandara SSK II hanya 6.713 meterpersegi. Nantinya dengan pengembangan yang diawali tahun ini, luas bandara akan menajdi 11.591 meterpersegi dengan kapasitas tampung 3 juta penumpang setahun.
Sementara itu, Menhub Jusman mengatakan, pengembangan Bandara SSK II tak lepas dari pesat pertumbuhan Provinsi Riau, yang ditandai dengan tingginya akan keberangkatan dan kedatangan penumpang di Bandara SSK II. Selain itu, Riau sebagai pintu gerbang dari negeri jiran, Malaysia dan Singapura, sudah selayaknya memiliki bandara dengan kualitas internasional. “Pak Gubernur sering mengatakan, bahwa jarak Riau dengan Singapura yang hanya tigapuluh menit, semestinya kondisi bandaranya tak jauh berbeda. Maka dengan pengembangan ini, harapan Pak Gubernur akan terwujud,” tukas Menhub.
Sebelumnya, Gubri dalam pidato sambutannya menguncapkan banyak terima kasih atas respon positif pemerintah pusat dengan melakukan pengembangan Bandara SSK II. “Kami yakin pengembangan bandara SSK II akan membawa dampak positif pada kemajuan Provinsi Riau,” ujar gubenrur.
Selanjutnya peresmian pengembangan Bandara SSK II ditandai dengan pemasangan batu pertama oleh Menhun dan Gubri serta Dirut PT. Angkasa Pura II (riauterkini.com)
Source: Kaskus
beritanya memamg dah lama bgt,
ReplyDeletetp saya masih mau komentar tentang bandara ini...
pertama tentang nominal proyek,itu gak tau salah ketik apa memang hilang 2M....
yg kedua target pengerjan gak sesuai dengan bulan yg d tulis,hasil pengamatan langsung di bandara pada tgl 5 desember 2010 masih terlihat pengerjan tuh baru berjalan 50%...
yang saya ingin tanyakan,apa memang proyek besar memang seperti ini keadaannya??