Tuesday, March 24, 2009

Pembodohan yang Tersistematis


Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat kompleks dan diselimuti berbagai permasalahan yang kompleks pula. Sekolah sebagai salah satu pihak penyelenggara pendidikan, sampai sekarang masih dianggap sebagai harapan satu-satunya bagi pendidikan dalam rangka mencapai masa depan yang gemilang. Dalam istilah yang disebutkan Ivan Illich, sekolah sampai sekarang masih diagung-agungkan sebagai lembaga inisiasi ritual yang harus dilewati anak agar bisa mendapatkan masa depan yang cerah. Sehingga dengan cara apapun, dan usaha seperti apapun, para orang tua menyibukkan diri hanya untuk bisa memasuki salah satu gelanggang pendidikan yang bernama sekolah.

Fenomena tersebut merupakan salah satu fenomena yang terjadi di Inonesia. Namun tampaknya, sebagaimana dituturkan penulis dalam beberapa bagian dari bukunya ini, harapan para orang tua untuk mendapatkan masa depan gemilang dengan memasukkan anaknya ke sekolah, mulai sirna dengan adanya beberapa hal yang mengindikasikan kegagalan sekolah dalam membina karakter anak, siswa sekolah yang hibi tawuran, semakin banyaknya pengangguran-pengangguran yang justru berasal dari output-output dari sekolah.

Inilah salah satu buku yang mengungkapkan keganjilan-keganjilan serta malpraktik yang terjadi dalam lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Dengan bahasa yang mudah dipahami, penulis memaparkan beberapa hal tersebut sebagai suatu fakta yang tidak bisa dipungkiri. Bagi penulis, beberapa kebijakan yang telah dihasilkan oleh para penguasa negeri ini merupakan kebijkan yang justru membodohkan. Padahal, pendidikan merupakan usaha demokratis dalam rangka memanusiakan kemanusiaan manusia.

Dalam istilah penulis, kebijakan-kebijakan tersebut merupakan usaha pembodohan yang tersistematis. Ditambah lagi tolak ukur untuk menetukan tingkat kecerdasan anak Indonesia adalah dengan Ujian Nasional yang waktunya sangat relatif singkat. Usaha pembodohan inilah yang kemudian penulis ungkapkan sebagai penyebab gagalnya usaha-usaha pendidikan yang selama ini telah dilakukan. Perilaku pembodohan, sebagaimana disebutkan penulis, kini telah mendarah daging dan menjadi suatu lagu wajib di negeri ini. Obral ijazah, jual beli nilai, penjualan gelar, penyuapan yang dilakukan orang tua kepada guru, perubahan kurikulum, hingga pergantian penguasa pemegang otoritas dalam bidang pendidikan yang tidak membawa implikasi apapun terhadap pendidikan Indonesia, merupakan fenomena yang lazim terjadi dan bahkan sangat dimaklumi oleh masyarakat kita.

Sunday, March 1, 2009

Anak Blogger Pekanbaru

Yop, hasil pertemuan pada tanggal 28 February sekitar jam 9-an. kami ngumpul cukup menegangkan, karena kami membicarakan masalah destiny of Pekanbaru Blogger kedepannya. Kalu bukan sekarang ya kapan lagi ........
Oleh karena itu kami yang beranggotakan kuarang lebih se-lusin kurang satu, bersepakat untuk membuat perkumpulan Blogger Pekanbaru getoh.... he he he

Dari hasil keputusan, para blogger bersepakat untuk posting masalah Blogger Pekanbaru ya.... di punya nya, si The Master "Dian Aismana" ato mungkin pernah dengar yang namanya "Sang Penyamun". Denger-denger dia punya 10 blogspot lho,, wuiiiiiiiiiiih. Tapi yang lain ga kalah ko, nih contohnya blogspot gua, he he he .......
sebenarnya yang punya kerja anak UNRI nih si Nanlimo (samaran). Pandai juga tuh anak ngumpulin massa yang sekian banyak (Hyperbol). weiiis

Yang pake jaket biru ngomong-ngomong sapa ya, pernah liat deh. ehhhm....




yang kaos merah adalah: Mr.Taufikasmara
Topi Hitam : Sang Penyamun
Jaket coklat: Ijo Punk Ju-Tee
dalamnya merah : Putra, Friendster : http://profiles.friendster.com/43386678
Paling ujung : Fauzi

dan yang pada berdiri :

Jaket biru : Rizmi
kaos hitam tanpa topi : Maryo
yg keliatan gigi : Nanlimo
Yg kejepit : Hendrawan
Perawan disarang penyamun : Regie
yg paling tinggi : TengkuKhairil

Your Comment (Facebook or Yahoo)