Menurut mantan Wakil Menteri Keuangan RI, Anggito Abimayu, sebagian provinsi penghasil, digunakan untuk membayarkan utang pusat dan membantu daerah lainnya yang tidak termasuk daerah penghasil. ‘’Kita tidak menutup diri karena memang mayoritas atau paling tidak setengah dari apa yang dihasilkan digunakan membayar utang negara. Akibatnya daerah penghasil tidak bisa menikmati apa yang mereka capai 100 persen. Jadi uang tersebut untuk membayar utang serta membantu mengurangi angka kemiskinan yang terjadi di Indonesia secara umum,’’ jelasnya kepada Riau Pos, Selasa (19/7) di Pekanbaru saat mengunjungi Riau Pos.
Menurut Anggito, selama negara tidak bisa menyelesaikan masalah utang dan selama itu juga daerah penghasil harus ‘setor’ ke pusat. Salah satu bentuk pemotongan penghasilan daerah ke pusat berupa Dana Bagi Hasil (DBH).
Tercatat Riau menjadi penyumbang terbesar Migas ke pusat, di mana hanya setengah dari hasil lifting kembali ke Riau. Misalnya Riau mendapatkan DBH Rp4 triliun, seharusnya mendapatkan Rp8 triliun yang sisanya digunakan untuk ‘subsidi’ daerah miskin penghasilan. Porsi pemotongan juga sudah secara transparan diungkapkan Kemenkeu saat itu.
Terkait perkembangan Riau, secara garis besar Anggito mengaku kagum dengan pertumbuhan ekonomi Riau. Selain kagum, dia juga menyatakan kesedihannya dengan kondisi infrastruktur Riau yang masih rendah. Padahal menurutnya, Riau memiliki kemampuan untuk itu dan sudah dibuktikan dengan pemancangan klaster sawit Dumai dan Kuala Enok.
‘’Sangat sedih karena peningkatan ekonomi tidak didukung dengan infrastruktur. Jadi karena Riau memiliki potensi yang cukup besar seharusnya itu bisa sinkron. Intinya, pimpinan harus berani mengeluarkan kebijakan seputar hal tersebut,’’ harapnya.(eko)
Source: Riau Pos
Like this one below...!!!
http://www.facebook.com/pages/wwwcyberpekanbarublogspotcom/111030818922719
Anak Riau Bangkit
Jangan Melongo!!