Thursday, January 15, 2015

Ahmad calon Socialpreneur

Akhir-akhir ini admin iseng nyari berbgai macam event dan kompetisi internasional, siapa tau ada dewa juri yang kepincut sama jurus maut CV dan berbagai pengalaman admin. Admin sedang apply untuk San Diego University yang bertemakan "Unity in Diversity". Nah yang menarik adalah socialpreneur di form 8 yang mengharuskan admin buat mempelajari apa itu socialpreneur. Admn berpendapat rata-rata sih yang namanya dunia entrepreneurship ujung ujungnya duit. Cuma memana kalau socialpreneur ini cukup berbeda, karena dari niat mendirikan usaha adalah didasari dari kebutuhan masyarakat sekitar untuk membantu sesama. Namanya juga usaha, siapa sih yang mau rugi? :D

Menurut admin socialpreneur ini mah bedanya cuma dikit aja, yaitu terletak diniatnya. Asal katanya jelas social yang bermakna kemasyarakatan dan entrepreneurship bermakna kewirausahaan. Secara terminologi jelas bahwa socialpreneurship lebih cenderung kepada usaha yang lebih peduli kemasyarakat. Biasa social preneur memiliki program tertentu untuk lingkungan sosialnya. Dalam form yang disediakan untuk admin, Admin merasa butuh ide. Socialpreneur macam apa yang bisa admin propose untuk acara tersebut yang tentunya tidak berlawanan dengan background admin yang notabenenya adalah pendidikan.

Setelah searching beberapa hari, akhirnya admin mendapatkan berita yang bisa admin jadikan ide cemerlang yang juga mungkin suatu hari admin bisa mendidirikan socialpreneur serupa. Untuk lebih jelasnya, silahkan baca berita berikut.



Berawal dari Scrabble 

Dirikan Kursus Bahasa Kursus Bahasa Inggris Just Speak selintas seperti tempat kursus bahasa Inggris biasa. Tetapi, siapa sangka, Kursus Just Speak ini dikelola oleh mahasiswa. Seluruh tenaga pengajarnya pun mahasiswa. Baru didirikan 3 November lalu, saat ini jumlah peserta kursusnya sudah mencapai 60 orang. Laporan Wartawan Radar Lampung PEMUDA bertubuh kurus itu bernama Fadlan Satria (21). 

Saat ditemui Radar Lampung di kantornya di Jl. Danau Maninjau 39, Surabaya, Kedaton, Bandarlampung, Fadlan tengah bersantai. ’’Aktivitas di tempat kursus ini memang malam. Maklum, semua pengajarnya masih kuliah. Jadi kalau siang pada ke kampus semua,” kata dia. Fadlan tak menyangka kursus yang didirikannya berhasil menggaet peserta sampai 60 orang. 

Menurut dia, dengan kondisi yang masih terbatas, Kursus Just Speak punya potensi untuk bisa dikembangkan lagi. ’’Peserta kursus dikhususkan mahasiswa dan pelajar saja. Karena kan targetnya ini untuk membantu peserta mendapat beasiswa ke luar negeri. Misalnya kalau untuk pertukaran pelajar,” tuturnya. Biaya kursus yang dibebankan ke siswa sekitar Rp500 ribu. Ada lima level dalam kursus ini. Seluruhnya difokuskan ke speaking. “Ini memang untuk melatih agar fasih berbahasa inggris,” katanya. 

Saat ini, kursus Just Speak digawangi oleh sedikitnya lima orang mentor. Seluruh mentor masih berstatus mahasiswa. Menurut Fadlan, ide awal membuat kursus datang dari dirinya. Ia merasa miris karena setiap beasiswa keluar negeri dari berbagai lembaga mayoritas dikuasai mahasiswa dari pulau Jawa. Kuota tersisa sekitar 30 persen barulah dibagi ke luar pulau jawa. 

“Kalau keluar negeri kan harus aktif bahasa inggrisnya,” kata dia. Karena itulah ia tergerak untuk membuat kursus ini. Sebenarnya, menurut dia, kursus Just Speak berlandaskan konsep socialpreneur. Artinya, mengedepankan kepentingan sosial. Dan bukan melulu mencari untung. Bermodalkan tiga ruangan masing-masing sekitar 3x2 meter di rumahnya, ia lalu membuka kursus. Tiga ruang itu diperuntukkan ruang administrasi, pelatihan dan ruang tamu. Ketertarikan Fadlan dengan bahasa inggris juga sudah berlangsung lama. Fadlan dikenal karena hobi bermain scrabble. Permainan ini merupakan permainan menyusun kata dari bahasa inggris. Bahkan ia sempat mengharumkan nama Lampung dalam setiap ajang lomba srcabble. 

Hampir 100 ajang scrabble nasional dan internasional diikutinya. Hasilnya, ia pernah juara ditingkat nasional 17 kali dan internasional sebanyak 3 kali. Fadlan punya cita-cita peserta kursusnya kelak akan bisa menularkan ilmunya ke mahasiswa atau pelajar lain. Sehingga, mahasiswa dan pelajar Lampung tak lagi kesulitan jika hendak mencari beasiswa ke luar negeri. Sebab, salah satu modal dasarnya yakni berbahasa inggris sudah berhasil dikuasai. 

“Konsepnya, nanti mereka akan kita suruh untuk mengajar ataupun mengisi materi ke sekolah-sekolah atau pelatihan secara rutin agar bisa memberikan ilmu dan kemampuan bahasa inggris di tempat lain di Lampung,”ujar anak pertama dari dua bersaudara ini. (p5/c1/wdi)


Sumber: Klik Disini

No comments :

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya yaaah ;D
Bisa juga comment as Anonymous(Tanpa nama), jika tidak ada akun atau blog. Bisa juga mengomentari dengan Akun Facebook di kolom paling bawah :)

Your Comment (Facebook or Yahoo)