Nilai-nilai budaya pada kurikulum pendidikan Riau sangat perlu ditanamkan agar generasi berikut kelak cinta, bangga dan memiliki keinginan untuk melestarikan budaya yang kita miliki. Sangat menarik bahwa "Riau Heritage" peduli dengan bagaimana pelestarian budaya lokal agar tetap diingat karena tidak bisa dipungkiri bahwa banyak generasi masa kini tidak terlalu peduli dengan bagaimana budaya Riau kelak, padahal budaya adalah identitas dari suatu masyarakat. Saya merasa bahwa dalam hal ini khususnya berkenaan dengan penanaman nilai-nilai budaya di Riau, masih dirasa memiliki dukungan yang belum signifikan dari pemerintah.
Background admin sendiri adalah sebagai pengajar bahasa. Ketika melihat kata benda, admin berfikir dalam konteks bahasa, bahwa Benda adalah segala yg ada di alam yg berwujud atau berjasad. Hal yang dibahas kali ini adalah benda yang memiliki kaitan erat dengan budaya yang merupakan ciri khas suatu daerah atau suatu tempat.
Dari pada membahas tentang budaya, atau benda pusaka yang merupakan hasil dari pada budaya, admin lebih tertarik berbicara tentang manusia yang akan membangun budaya dan manusia yang kelak akan menghilangkan budaya itu sendiri. Tahun 2012 lalu, ketika admin melakukan perjalanan ke jepang, masih terngiang difikiran admin tentang bagaimana budaya Jepang yang cukup kental melekat pada orang jepang itu sendiri. Admin yang waktu itu cukup kebingungan dengan lika liku sign di jepang, bertanya pada information desk yang tentunya bisa menjelaskan bagaimana rute daerah jepang dalam bahasa inggris. Ketika diakhir percakapan dan merasa puas dengan keterangan information desk, admin mengucapkan "Thank You". Respon yang admin dapatkan dari information desk tersebut adalah kata "arigatou gozaimaz" sambil membungkukkan badan. Mungkin ini hanya secuil nilai budaya yang ditunjukkan oleh information desk tersebut, tapi hal ini membuat admin berfikir, kenapa dia tidak menjawabnya dalam bahasa inggris saja, padahal dia bisa melakukannya. Inilah yang membuat admin berfikir bahwa orang jepang bangga akan budayanya. Mereka menjunjung tinggi budaya yang melekat pada mereka. Walaupun mereka tidak percaya terhadap budaya yang mereka lakukan, tetapi mereka tetap melakukannya. Itulah keunikan dari jepang yang bisa membangun karakter yang bangga akan budaya dan identitas negara mereka.
Dari pada membahas tentang budaya, atau benda pusaka yang merupakan hasil dari pada budaya, admin lebih tertarik berbicara tentang manusia yang akan membangun budaya dan manusia yang kelak akan menghilangkan budaya itu sendiri. Tahun 2012 lalu, ketika admin melakukan perjalanan ke jepang, masih terngiang difikiran admin tentang bagaimana budaya Jepang yang cukup kental melekat pada orang jepang itu sendiri. Admin yang waktu itu cukup kebingungan dengan lika liku sign di jepang, bertanya pada information desk yang tentunya bisa menjelaskan bagaimana rute daerah jepang dalam bahasa inggris. Ketika diakhir percakapan dan merasa puas dengan keterangan information desk, admin mengucapkan "Thank You". Respon yang admin dapatkan dari information desk tersebut adalah kata "arigatou gozaimaz" sambil membungkukkan badan. Mungkin ini hanya secuil nilai budaya yang ditunjukkan oleh information desk tersebut, tapi hal ini membuat admin berfikir, kenapa dia tidak menjawabnya dalam bahasa inggris saja, padahal dia bisa melakukannya. Inilah yang membuat admin berfikir bahwa orang jepang bangga akan budayanya. Mereka menjunjung tinggi budaya yang melekat pada mereka. Walaupun mereka tidak percaya terhadap budaya yang mereka lakukan, tetapi mereka tetap melakukannya. Itulah keunikan dari jepang yang bisa membangun karakter yang bangga akan budaya dan identitas negara mereka.
Rasa bangga terhadap budaya sendiri, tidak tercipta dengan sendirinya. Hal tersebut didukung oleh banyak faktor. Faktor kepedulian masyarakat dan termasuk faktor dukungan pemerintah. Ketika kita menganggap bahwa budaya adalah suatu yang penting, hal ini akan menjadi hal yang penting, tapi ketika kita tidak mengganggapnya demikian, maka hal tersebut menjadi tidak penting. Lomba yang diadakan oleh Riau Heritage ini merupakan salah satu cara jalan untuk membuat orang riau peduli dan mencari tahu tentang budaya Riau dan segala hal yang berkaitan dengan Riau.
Adalah suatu kewajaran apabila anak muda sekarang lebih menyukai budaya barat dibandingkan dengan budaya kita sendiri. Di daerah kita sendiri, kita kalah saing dengan perkembangan budaya yang ada. Budaya barat bahkan telah mempengaruhi anak muda pada umumnya dengan berbagai macam industri budaya mereka seperti musik, olahraga, fastfood, mode pakaian, film-film barat dan bahasa. Untuk mengungguli mereka tentunya kita harus melakukan usaha yang lebih massive lagi dibandingkan mereka. Tak heran jika kita bisa banyak menemukan anak muda yang lebih bangga memakai kostum ala barat atau Yukata/Kimono dari jepang dibandingkan dengan kostum tradisional daerah Riau.
Keris Melayu Riau Luk 5 Gembol Salah Satu Benda Pusaka Riau |
Segala hal ini juga tidak lepas dari pada peranan media, yang membangun karakter penontonnya sehingga mereka bangga bahwa apa yang mereka kenakan atau konsumsi adalah benda familiar, yang orang lain bisa lihat dilayar mereka baik itu Televisi, Internet ataupun media portable lainnya. Sedangkan benda pusaka atau hal yang berkaitan dengan Riau pada saat ini, adalah benda yang tidak terlalu familiar dan jarang terlihat dan tampak. Jika hal ini terus berlanjut, maka budaya yang ada di Riau hanya akan tinggal nama. Tak heran jika di Singapura, yang notabene tanah melayu tapi budaya melayu di singapura, seperti ayam mati dalam di lumbung padi, karena tidak dipupuk tentang nilai-nilai budaya. Menyalahkan pemerintah, media atau orang lain memang bukanlah solusi. Semoga tulisan admin mendapat perhatian dari para pembaca, bukan hanya sebagai bagian dari lomba, tetapi juga sebagai pengingat bagi yang lain untuk tetap melestarikan budaya dan identitas kita. Ini merupakan tugas kita bersama sebagai Benda Pusaka Riau yang Berjalan untuk memotivasi pemerintah dan orang sekitar kita, agar budaya kita tetap ada dan terjaga sebagai identitas kita, budaya melayu Riau.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Blog : Bulan Pusaka Pekanbaru 2015
Sumber:
1. http://kbbi.web.id/benda
2. http://pengundisetiasungairapat.blogspot.com/2012/11/ramai-warga-melayu-singapura-menitis.html
3. http://tinyurl.com/or8k2p4
4. http://tinyurl.com/p3wrswr
5. http://www.riauheritage.org/