Pada tanggal 01 Agustus 2013, Admin diajak untuk buka bersama oleh organisasi PCMI Riau di Mesjid Nurul Huda kecamatan sail yang juga mengundang wakil Wali kota Pekanbaru yaitu Pak Ayat dalam acara Donor Mukena dan Santunan terhadap anak yatim. Acara tersebut terselenggara dengan cukup baik, hanya saja Admin agak segan karena kedatangan Admin ketika itu tidak banyak membantu dan ada bahkan beberapa panitia yang tidak mendapatkan nasi. Hal ini cukup membuat Admin merasa seolah membebani mereka :) (maaf ya...) itu hanya gambaran singkat tentang bagaimana keadaan yang Admin rasakan saat itu. Kali ini Admin akan membahas tentang bagaimana masalah kebersihan dari Pekanbaru itu sendiri.
Selang dalam acara tersebut, Pak Ayat dipersilakan untuk memberi semacam tausiah dan kata sambutan sebagai perwakilan dari pihak pemerintah. Di salah satu sambutan yang beliau berikan, Pak Ayat mengatakan bagaimana rapat yang ia jalani dengan jajaran nya tentang bagaimana kebersihan Pekanbaru. Beliau menyatakan bagaimana keadaan Pekanbaru ketika hujan datang dan banyak selokan yang tersumbat dikarenakan sampah. Banyak masyarakat yang belum sadar bagaimana dampak sampah terhadap kota kita.
Terkesima dengan paparan tersebut, Admin berfikir sejenak bagaimana kebiasaan membuang sampah yang dilakukan masyarakat Pekanbaru. Admin juga teringat beberapa pengalaman Admin yang juga pernah membuang sampah sembarangan. Hal ini membuat Admin berfikir kembali tentang hal ini, dan Admin coba untuk membandingkan hal ini dengan kebiasaan masyarakat Jepang yang tidak membuang sampah sembarangan. Pengalaman Admin ketika di Jepang menunjukkan memang benar adanya bahwa realita membuang sampah di Jepang sangat jauh dari apa yang masyarakat Pekanbaru lakukan. Admin mulai menarik kesimpulan bahwa apa yang dikatakan oleh Wakil Wali Kota Pekanbaru ada benarnya tapi, disisi lain ada beberapa poin yang tidak dapat diterima.
Kebiasaan masyarakat Pekanbaru membuang sampah sembarangan juga tidak lepas dari peran Pemerintah kota Pekanbaru itu sendiri. Kita bisa lihat aksesibilitas tong sampah yang ada di Pekanbaru sangat kurang sehingga tidak heran hal ini membuat masyarakat terbiasa untuk membuang sampah. Pengalaman Admin ketika ingin membuang sampah, bahkan di beberapa tempat umum, tong sampah pun tidak tersedia. Seharusnya hal ini menjadi kewajiban bagi sebuah pemerintah yang mendapat pajak dari rakyat untuk menyediakan tong sampah pada tempat yang semestinya. Bukan itu saja, bahkan pengelolaan sampah di Pekanbaru juga masih belum memadai. Akses yang kurang dan pengelolaan yang tidak memadai, lengkap lah dinamika masalah sampah di Pekanbaru.
Merupakan poin plus bagi Pekanbaru melakukan pengklasifikasian atau pengelompokan sampah antara sampah organik dan non organik, hanya saja tetap hal ini masih belum begitu efektif karena masih banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan mana sampah yang organik dan mana yang non organik. Bahkan pada saat sampah-sampah tersebut dimasukkan ke dalam mobil pengangkut sampah, petugas kebersihan tampak menyatukan semua sampah baik itu organik dan non organik dalam satu tempat. Masih banyak PR yang harus dikerjakan Pemerintah Pekanbaru itu sendiri dan saya tentu saja kita semua akan tetap mengawal bagaimana jalannya sistem dan tata pemerintahan Pekanbaru untuk menjadi kota yang lebih baik.
Juga berbicara masalah banjir, hal ini bukan semata-mata karena sampah. Admin juga berbicara kepada engineer dan melihat langsung bagaimana keadaan Pekanbaru ketika terjadinya banjir. Dalam hal ini yang terjadi adalah ketika hujan lebat, saluran menuju drainase tidak dapat menampung volume air yang begitu besar. Padahal drainase belum penuh tapi, air hujan seakan harus mengantri lama untuk mencapai drainase. Seharusnya hal ini bisa diantisipasi dengan menggunakan estimasi skala maksimum untuk mencegah hujan yang sangat lebat dan menghindari dan mengurangi dampak banjir. Pekanbaru adalah kota yang sedang berkembang dan Admin yakin lambat laun Pekanbaru akan merasakan permasalahan yang dialami seperti Jakarta yaitu kurangnya daerah resapan karena trerjadinya pembangunan disana sini. Penghijauan daerah sebayak 30% sebagaimana kesepakatan protokol kyoto perlu dilakukan. Ini merupakan hal yang perlu dan harus diperhatikan dan diantisipasi. Sehingga kota kita menjadi seimbang dalam hal penghijauan dan keberadaan pembangunan.
Dalam hal ini Admin juga tidak menafikan bahwa memang Pekanbaru dinobatkan selama 7 kali berturut-turut menjadi kota ter bersih di Indonesia dengan diraihnya piala Adipura, tapi tentu saja masih ada hal yang harus kita benahi. Kritik yang Admin lakukan adalah salah satu kontrol yang dilakukan agar terciptanya Pekanbaru yang kita impikan. Admin juga menginginkan Pekanbaru sejajar dengan kota-kota hebat yang ada di luar negeri. Ini bukan hal yang mustahil dan sangat mungkin bagi kita untuk melakukannya.
Admin juga melihat bahwa visi Riau pada tahun 2020 mendatang adalah "Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai Pusat Perekonomian Dan Kebudayaan Melayu Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis, Sejahtera Lahir Dan Bathin, Di Asia Tenggara Tahun 2002”. Kita bisa melihat bagaimana bagusnya cita-cita Riau khususnya Pekanbaru ingin menjadi Pusat perekonomian dan Pusat Kebudayaan Melayu dia Asia Tenggara, tapi sekali lagi, hal untuk mewujudkan hal tersebut, kita harus menerapkan standar internasional bagi kota kita dan tentu saja standar kebersihan juga stadar internasional.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Pekanbaru, Riau adalah kota melayu dan melayu erat kaitannya dengan kota madani yang dikaitkan dengan Islam. Dalam Islam kebersihan adalah tolak ukur pertama dalam segala keadaan, apalagi dalam hal beribadah. Tidaklah heran apabila dalam pembahasan kitab fiqih, kebersihan dibahas pada bab pertama dalam kitab. Ini menunjukkan betapa pentingnya kebersihan.
Semoga hal ini bisa menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Pekanbaru dan bisa direalisasikan dengan baik. Ini hanya merupakan satu dari sekian banyak kritik yang berguna untuk membangun kota kita, kotamu dan kotaku kota Pekanbaru.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa :)
by. Cyberstudents Pekanbaru
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Pekanbaru, Riau adalah kota melayu dan melayu erat kaitannya dengan kota madani yang dikaitkan dengan Islam. Dalam Islam kebersihan adalah tolak ukur pertama dalam segala keadaan, apalagi dalam hal beribadah. Tidaklah heran apabila dalam pembahasan kitab fiqih, kebersihan dibahas pada bab pertama dalam kitab. Ini menunjukkan betapa pentingnya kebersihan.
Semoga hal ini bisa menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Pekanbaru dan bisa direalisasikan dengan baik. Ini hanya merupakan satu dari sekian banyak kritik yang berguna untuk membangun kota kita, kotamu dan kotaku kota Pekanbaru.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa :)
by. Cyberstudents Pekanbaru
No comments :
Post a Comment
Jangan lupa komentarnya yaaah ;D
Bisa juga comment as Anonymous(Tanpa nama), jika tidak ada akun atau blog. Bisa juga mengomentari dengan Akun Facebook di kolom paling bawah :)